LAPORAN BIOLOGI
ACARA 2
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
Nama: Yuli Nur Aziah
NIM: 120210101077
NIM: 120210101077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2012/2013
I.
JUDUL
: MEMPELAJARI
JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
II.
TUJUAN
:
1.
Mengetahui jaringan penyusun pada hewan
2.
mengetahui jaringan penyusun pada tumbuhan
III.
DASAR
TEORI :
“Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu
sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.”(Waluyo,1993:17)
“Namun demikian ada pula sekelompok sel tumbuhan yang
secara kesatuan membentuk seperti jaringan akan tetapi sebenarnya bukan
jaringan tetapi koloni sel misalnya Volvox sp.”(Lelono,2002:11)
A.
Jaringan pada hewan
Ditinjau dari susunan kimianya jaringan tubuh
manusia terdiri atas air 65-70%, protein 10%, lipid 10-15%, karbohidrat 10%,
dan zat organik 5 %. Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germlayers)
berdiferensiasi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan
fungsi dan strukturnya jaringan tubuh dikelompokkan menjadi empat jaringan
dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jeringan otot, dan jaringan saraf.(Waluyo,2006:35)
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah selapis atau beberapa lapis sel yang membatasi
permukaan tubuh, saluran dan rongga tubuh. Mereka juga membentuk kelenjar
dengan cara invaginasi(eksorin) atau setelah terbentuk kelenjar lalu hubungan
dengann permukaan terputus(endokrin). Kelenjar merupakan devirat epitel dan
sel-selnya mengeluarkan substansi spesifik.(Lelono,2002:17)
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan
pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung dalam tubuh. Secara
embriologi, Jaringan ini berasal dari
lapisan ektoderm, mesoderm, atau endoderm. Dibagian tubuh luar, epitel
ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh jaringan
epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel merupakan jaringan yang
membatasi tubuh dengan lingkungannya, baik disebelah luar maupun disebelah
dalam seperti diding usus, pembuluh darah... Melihat strukturnya, biasanya
jaringan epitel membentuk suatu lapisan dengan sel-sel yang rapat dengan zat
antarsel yang sedikit. Sel-sel epitel biasanya melekat pada membran basal,
yaitu suatu lapisan yang memisahkan dengan jaringan di bawahnya.(Waluyo,2006:35)
Macam-macam jaringan epitel
a. Epitel selapis
Epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yakni sebagai berikut:
(Waluyo,2006:38)
1) Epitel selapis gepeng(epitel skuamosa); terdapat pada pembuluh darah,
selaput rongga tubuh, alveolus,dinding luar kapsula bowman dalam ginjal, dan
selaput gendang telinga
2) Epitel selapis kubus; terdapat pada daerah yang terjadi transport ion
seperti pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, dan beberapa saluran kelenjar.
3) Epitel selapis silindris; terdapat pada saluran kelenjar, kandung empedu,
dan duktus papilaris.
4) Epitel selapis silindris bersilia; silia merupakan juluran halus sitoplasma
dari permukaan lumen dan silia hanya dapat bergerak ke satu arah. Epitel ini
melapisi tuba uterina dan ssaluran pernafasan.
b. Epitel berlapis
1) Epitel berlapis gepeng; bentuk gepeng hanya pada lapisan permukaannya,
sedangkan paling basal berbentuk kubus atau silindris, dan diatas kubus
berbentuk polyhedral yang makin ke atas makin pipih.
2) Epitel berlapis kubus; tidak banyak ditemukan dalam tubuh, misalnya pada
dinding anthrum folliculi ovarii.
3) Epitel silindris bertingkat; banyak ditemukan pada sistem reproduksi pria
yaitulumen epididimis, vas diferens, kelenjar postrat.
c. Epitel transisional;bentuk sel-sel perantaraepitel gepeng dan epitel kubus.
Bentuk sl lonjong atau kubus menggepeng, terdiri atas beberapa lapis sel saja.
d. Epitel kelenjar
2. Jaringan ikat
Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari
lapisasn mesoderm. Perbedaan jaringan epitel dengan jaringan ikat adalah sel-selnya
lebih berjauhan dan substansi antar selnya banyak. Macam-macam jaringan ikat
adalah jaringan ikat padat, jaringan ikat longgar, jaringan lemak, jaringan
rawan, tulang, dan darah. Jaringan ikat padat mempunyai matriks yang mengandung
serabut kolagen dan mempunyai banyak serat-serat tiap unit volumenya. Ditemukan
pada dermis, tunica submucosa saluran pencernaan. Pada jaringan ikat longgar,
substansi antar selnya bersifat semi-olid yang dipisahkan oleh serat-serat
kolagen dan elastin. Ditemukan di bawah kulit, saluran pencernaan, penyokong
sel sekresi kelenjar. Jaringan elastis dapat ditemukan pada organ yang dapat
berubah bentuk seperti pembuluh darah. Tulang merupakan jaringan yang sangat
keras karena zat antar selnya mengandung kalsium fosfat. Didalam matriks
terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh daraah. Sel tulang
terletak dalam ruang yang disebut kanalikuli. Satu osteon terdiri atas sejumlah
lamela konsentris yang mengelilingi kanalis haversi.pada darah terdapat zat
antar sel yang disebut plasma darah. Ada tiga macam sel darah yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit.(Waluyo,2006:43)
3. Jaringan otot
Jaringan otot sebagian besar sel-selnya
berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Pada mamalia
terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot polos, otot jantung.
(Waluyo,2006:53)
Otot rangka(otot lurik) merupakan otot sadar
artinya bekerja menurut kemauan. Mempunyai inti banyak (multinukleat) dan
mempunyai lurik yang arahnya longitudinal dan melintang. Otot lurik melekat
pada rangka dan membantu gerakan rangka dan tubuh. Jumlahnya kira-kira 40% dari
seluruh berat tubuh. Secara anatomi sebuah otot dibangun oleh sejumlah besar
serabutotot. Tiap serabut otot merupakan unit dasar dari otot yang bentuknya
silindris dengan panjang beberapa sentimeter.Panjang serabut oto tentu saja
berbeda-beda. Tiap serabut otot disatukan satu sama lain dengan jaringan ikat. Di
antara serabut-serabut otot terdapat
banyak pembuluh darah. Pada serabut otot terdapat pula ujung-ujung saraf
motorik(eferen). Struktur serabut otot dapat dilihat langsung dengan mikroskop
fase kontras atau dengan mikroskop biasa setelah dibuat preparat berwarna. Tiap
serabut otot merupakan sel dengan banyak inti(multinukleat) yang terdiri dari
bahan setengah cair sarkoplasma yang berisi sejumlah serabut yang sangat halus
yang disebut miofibril yang diameternya antara 10 sampai 100 mikron. Selaput yang
membungkus sebuah serabut otot (sel otot) disebut sarkolema, dibawah sarkolema
terdapat sejumlah inti yang tersebar pada serabut otot. Miofibril merupakan
elemen yang kontraktil, letaknya memanjang sepanjang serabut otot... Miofibril meruakan
unit yang kontraktil yaitu mampu berkontraksi dan relaksasi.
(Winatasasmita,1986:144)
“otot polos terdiri atas sel panjang, dan
tidak bergaris melintang atau tidak bercorak atau involunter... Sel otot polos
berbentuk fusiform (gelendong) yaitu
bagian sel bagian tengah lebar dan meruncing pada kedua ujungnya.”
(Waluyo,2006:57)
“otot polos terdapat pada visera, terutama
pada dinding visera berongga(kecuali jantung), dindind saluran(aluran darah,
saluran kelenjar, dll), kulit, iris, dan ligamentum latum uteri.”(Waluyo,2006:60)
Sel otot jantung kurang lebih pararel satu dengan yang lainnya. Satu ciri yang
dapat membedakan dan unik dari otot jantung adalah adanya garis gelap-gelap
melintang yang melintasi rantai sel-sel
jantung dengan interval yang tidak teratur. Letak otot jantung hanya di
jantung.
No.
|
Perbedaan
|
Otot rangka
|
Otot polos
|
Otot juntung
|
A.
|
Potongan membujur
1. Bentuk
|
Silinder panjang
|
Gelondong kecil, sel fusiform
|
Sel memanjang yang bercabang dan berkesinambungan
|
2. Ukuran
|
Sangat panjang dan uniform
|
Kecil dan bervariasi
|
Panjang tidak bervariasi
|
|
3. Gurat atau garis
|
Sangat jelas
|
Tidak ada
|
Ada
|
|
4. Inti
|
Banyak gepeng dekat membran sel
|
Tunggal ditengah, lonjong
|
Satu atau lebih ditengah
|
|
5. Disku interkalaris
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Ada
|
|
B.
|
Potongan melintang
|
Bulatan seragam, inti banyak ditepi
|
Berbagai ukuran, inti di tengah
|
Bulatan hampir seragam, inti di tengah
|
C.
|
Terhadap rangsangan
|
Cepat
|
Lambat
|
Lambat
|
D.
|
Gerakan
|
Sadar
|
Tidak sadar
|
Tidak sadar
|
E.
|
Serabut kontraktil
|
Heterogen
|
Homogen
|
Heterogen
|
F.
|
Saraf yang mengontrol
|
Non otonom
|
Saraf otonom
|
Otonom (otomatis)
|
G.
|
Timbul lelah
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
H.
|
Letak
|
Pada tulang
|
Visceral kecuali jantung
|
Pada jantung
|
(Waluyo,2006:63)
“Jaringan saraf berfungsi untuk melakukan koordinasi dari
tubuh karena kemampuannya mengantar impulssaraf yang berasal dari rangsangan...
Secara struktural jaringan saraf terdiri atas dua golongan yaitu sel saraf atau
neuron dan sel glia atau neuroglia.”(Waluyo,2006:64)
B. Jaringan pada tumbuhan
Salah satu metode klasifikasi tumbuhan tingkat
tinggi, membagi seluruh jaringan tumbuhan menjadi jaringan meristematik dan
jaringan permanen(terdiferensiasi). Jaringan meeristematik yang ditemukan pada
ujung-ujung akar dan batang yang sedang tumbuh serta daerah-daerah tepi batang,
cenderung memiliki sel-sel yang tidak terdiferensiasi, kecil, mampat, dan
memiliki sitoplasma yang aktif secara metabolisme. Floem berfungsi dalam
transportasi karbohidrat, asam amino, oligopeptida(yaitu peptida yang memilki
kurang dari 10 asam amino; oligo berarti sedikit), dan beberapa jenis lipid.
Tidak seperti xilem, floem tetap berada dalam keadaan hidup saat menjalankan
fungsi transportasinya, walaupun sebagian jenis selnya kehilangan nukleusnya.(Fried
dan Hademenos,2006:41)
Adapun jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat
digolong-golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan
tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang
masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam
jaringan. Karena sifatnya ini jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain itu
jaringan meristem, pada tumbumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini
mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya.(Waluyo et
al,2013:7)
“jaringan meristem terdapat pada ujung akar,
ujung batang, dan kambium... Membran selnya
tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur antara segiempat dan kubus. Sedangkan
ruaang antar sel masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil.”(Waluyo,2006:71)
Jaringan kambium yang terletak diantara berkas
pengankut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder.sel
kambium membelah ke arah dalam membentuk xilem sekunder sedangkan ke arah luar
membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya,
batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder hingga tidak
mengalami pertumbuhan skunder. Akibatnya, batang tumbuhan monokotil tidak dapat
bertambah besar. (Waluyo,2006:74)
Berdasrkan komposisinya, jaringan pada
tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu macam sel
(misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang
terdiri atas lebih dari satu macam sel(misalnya jaringan pelindung dan jaringan
pengangkut). Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi
jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan
jaringan sekretori. (Waluyo et al,2013:7)
Jaringan parenkim disebut pula jaringan dasar.
Jaringan parenkim terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan
lainnya. Menurut bentuknya jaringan parenkim dibagi menjadi parenkim palisade,
parenkim bunga karang, parenkim bintang, dan parenkim lipatan. Sel parenkim
palisade berbentuk panjang, tegak dan mengandung banyak kloroplas. Bentuk sel
jaringan bunga karang tidak teratur dan ruang antar selnya relatif
besar.parenkim bintang bentuk sel penyusunnya seperti bintang. Diding sel
parenkim lipatan mengadakan lipatan kearah dalam serta banyak mengandung kloroplas.(waluyo,2006:76)
Jaringan pelindung terdiri atas jaringan
epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar
tumbuhan yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga
daun.epidermis biasanya hanya terdiri atas selaput sel yang pipih dan rapat... Jaringan
epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut
akar, sel penutup pada stomata dan spina... Pada tumbuhan berkayu yang telah
tua sel epidermis batang berganti membentuk jaringan gabus... Jaringan gabus
merupakan jaringan yang mati dan berfungsi sebagai pelindung untuk keluar
masuknya air. Jaringan gabus terdapat pada bagian yang luka. (waluyo,2006:77)
Ada dua macam jaringan penguat yang menyusun
tubuh tumbuhan yaitu kolenkim dan sklerenkim. Sklerenkim berbeda dari kolenkim,
karena sklerenkim tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami
pengerasan, sedangkan kolenkim mengandung protoplasma dan dindingnya mengeras.
(Waluyo,2006:79)
“jaringan pengangkut terdiri dari xilem yang
merupakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan
organik.” (waluyo,2006: )
Secara anatomi, daun lazimnya terdiri
atas jaringan epidermis atas maupun
bawah permukaan daun; jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan
epidermis umumnya terdapat stomata atau sel-sel lain yang merupakan devirat
dari jaringan epidermis. Daging daun terdiri atas jaringan kolenkim dan
jaringan berkas pengangkut. Jaringan kolenkim
mempunyai dua bentuk yaitu jaringan palisade dan jaringan spons. (waluyo et
al,2013:7)
Secara anatomi, batang tumbuhan terdiri atas
jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan
korteks pada bagian dalam dan jaringan berkas pengangkut. Selain itu terdapat jaringan penguat yang letaknya bervariasi menurut jenis
tumbuhannya. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri dari
epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda
tersusun secara radial. (waluyo,2006:7)
IV.
METODOLOGI
PENELITIAN :
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop
2.
Bahan
a.
Preparat awetan jaringan ikat dan otot
(jaringan hewan)
1)
Otot polos
2)
Otot jantung
3)
Otot luri
4)
Jaringan ikat padat teratur
5)
Jaringan ikat padat tidak teratur
6)
jaringan ikat kendur
b.
Preparat awetan penampang melintang akar,
batang, dan daun (jaringan tumbuhan)
1)
Batang Ficus elastica
2)
Batang jagung
3)
Daun bayam
4)
Daun jagung
5)
Akar Arachis hypogea
6)
Akar jagung
B.
Cara Kerja
1.
Pengamatan Jaringan Hewan
a. Preparat diamati di
bawah mikroskop
|
b. Bagian preparat yang
terlihat digambar dan diberi keterangan
|
c. Struktur/bentuk sel
diamati
|
2.
a. Preparat penampang
melintang bahan (akar, batang, dan daun) diletakkan di bawah mikroskop
|
Preparat diamati di
bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
diletakkan di bawah
mikroskop
|
bagian yang terlihat
digambar dan diberi keterangan
diletakkan di bawah
mikroskop
|
V.
HASIL
PENGAMATAN :
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Batang Ficus elastica
|
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Endodermis
Zoom : 40 x
|
2
|
Otot jantung
|
1.
Inti sel
2.
Sitoplasma
3.
Membran sel
Zoom : 400 x
|
3
|
Jaringan ikat padat teratur
|
1.
Ruang antar sel
2.
Inti sel
3.
Membran sel
Zoom: 400x
|
4
|
Preparat melintang daun bayam
|
1.
Epidermis
2.
Jaringan palisade
3.
Jaringan bunga karang
4.
Berkas
pengangkut
5.
Epidermis bawah
Zoom: 400 x
|
5
|
Akar dikotil ( Arachis hypogea )
|
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Floem
4.
Xilem
5.
Kambium
Zoom: 40 x
|
6
|
Otot rangka
|
Zoom : 40 x
|
7
|
Daun jagung (Zea mays)
|
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Jaringan pengangkut
4.
Xilem
5.
Floem
6.
Spons
7.
Stomata
Zoom: 40x
|
8
|
Jaringan ikat padat tidak teratur
|
Zoom: 40 x
|
9
|
Jaringan batang jagung
|
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Berkas pengangkut
Zoom: 100x
|
10
|
Otot polos
|
Zoom : 100 x
|
11
|
Jaringan ikat kendur
|
1.
Kalogen
2.
Fibrosa
Zoom: 100 x
|
12
|
Akar jagung
|
1.
Epidermis
2.
Berkas pengangkut
Zoom: 100x
|
VI.
PEMBAHASAN
:
Jaringan hewan berbeda dengan jaringan
tumbuhan. Meskipun jaringan tersebut memiliki sedikit persamaaan namun keduanya
tetap berbeda. Pada hewan terdapat jaringan yang berfungsi untuk menjaga
jaringan-jaringan lain yang ada di dalamnya, jaringan tersebut disebut jaringan
epitel. Begitu pun pada tumbuhan terdapat jaringan yang berfungsi melindungi
jaringan lain yang ada di dalamnya yaitu jaringan epidermis. Jaringan epitel
dan jaringan epidermis tentu berbeda walaupun fungsinya sama. Perbedaan
terletak pada sel-sel penyusunya, jaringan epidermis biasanya hanya tersusun
atas selput sel yang pipih dan rapat serta dapat mengalami modifikasi menjadi
sel rambut akar, sel penutup pada somata, dan spina. Sedangkan jaringan epitel
memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda tergantung fungsi dan letaknya.
perbedaan utama dari jaringan hewan dan
tumbuhan adalah sel-sel penyusun jaringan hewan dan tumbuhan. sel tumbuhan dan
sel hewan memiliki perbedaan, sehingga jaringan yang disusun oleh sekelompok
sel pun memilki perbedaan.
Jaringan penyusun hewan dibedakan menjadi
empat kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf. Jaringan epitel susunan selnya rapat sehingga tidak ada ruang
antar sel. Berdasarkan bentuknya jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel
pipih selapis, epitel kubus selapis,epitel silindris selapis, epitel selapis
silindris bersilia, epitel pipih berlapis, epitel kubus berlapis, epitel
silindris bertingkat, epitel transisional, epitel kelenjar. Jaringan ikat adalah jaringan yang letak sel nya berjauhan.
Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibagi menjadi jaringan ikat longgar,
jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, darah. Jaringan
otot adalah jaringan yang bentuk sel penyusunya memanjang berbentuk serabut.
Ada tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot luri, dan otot jantung.
Jaringan saraf adalah jaringan yang terdiri dari neuron dan neuroglia.
Pada praktikum kali ini kami mengamati
beberapa preparat awetan jaringan ikat, jaringan otot, penampang melintang
akar, batang, dan daun. Jaringan ikat yang diamati ada tiga macam yaitu
jaringan ikat padat teratur, jaringan ikat padat tidak teratur, dan jaringann
ikat kendur.jaringan otot yang diamati juga ada tiga yaitu jaringan otot polos,
otot lurik, dan otot jantung. Untuk pengamatan terhadap jaringan tumbuhankami
menggunakan preperat melintang dari batang Ficus elastica sebagai batang
dikotil, batang jagung sebagai batang monokotil, daun bayam sebagai daun
dikotil, daun jagung sebagai daun monokotil, akar Arachis hypogea
sebagai akar dikotil, dan akar jagung sebagai akar monokotil.
Preparat jaringan ikat yang kami amati terdiri
dari jaringan ikat padat teratur, jaringan ikat padat tidak teratur, dan
jaringan ikat longgar. Hasil pengamatan menunjukkan letak sel pada jaringan
ikat padat berjauhan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya ruang antar
sel pada jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur. Berdasarkan hasil
pengamatan, perbedaan jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur terletak
pada letak komponen selnya. Jaringan ikat padat teratur memiliki sel yang
letaknya teratur dan padat meskipun ada ruang antar sel. Jaringan ikat padat
tidak teratur memilki sel yang letaknya tidak beraturan. Namun, berbeda dengan
jaringan ikat longgar (kendur), letak sel-selnya sangat berjauhan dan
dipisahkan oleh serat-serat. Pada hasil pengamatan ditunjukkan adanya kolagen
dan fibrosa pada jaringan ikat kendur.
Hasil pengamatan menunjukkan otot jantung
bentuknya memanjang, bercabang tapi berkesinambungan, bergaris-garis, inti
selnya satu atau lebih dan letaknya ditengah. Hal ini sesuai dengan apa yang
telah disampaikann pada dasar teori. Preparat yang otot jantung yang kami amati
telah diberi warna merah dan ketika diamati dibawah mikroskop terlihat warna
merah, putih, dan bintik hitam. Warna merah adalah sitoplasma yang terlihat
tidak polos melainkan terdapat garis-garis, ini menunjukkan jaringan otot
jantung yang bergaris-garis. Warna putih menunjukkan ruang antar sel sekaligus
sebagai bukti bahwa otot jantung bercabang. Artinya, warna putih tersebut
merupakan ruang antar sel yang terbentuk akibat percabangan otot jangtung.
Bintik hitam yang terlihat pada setiap sekat tidak pasti, terkadang 1 atau
bahkan lebih, namun letak bintiknya selalu ditengah. Bintik hitam tersebut
menunjukkan nukleus.
Preparat awetan otot lurik yang kami gunakan
telah diberi warna merah. Sehingga ketika diamati dibawah mikroskop, yang
terlihat adalah warna merah, putih, dan bintik hitam. Meskipun warana yang
didapat sama dengan pengamata otot jantung tapi struktur dan bentuknya berbeda.
Pada otot lurik warna merah yang terlihat sangat panjang, bergaris-garis. Warna
merah tersebut sebenarnya adalah sitoplasma. Warna putih yang terlihat
merupakan jarak antara daerah berwarna merah yang satu dengan yang lain. Namun
beda dengan warna putih pada otot jantung, pada otot lurik tidak ada
tanda-tanda percabangan warna merah. Bintik hitam yang terlihat sangat banyak
dan tersebar dibagian tepi. Hal tersebut menunjukan bahwa otot lurik adalah otot yang panjang,
bergaris-garis (lurik), tidak bercabang, dan berinti banyak di tepi.
Preparat otot polos yang kami amati
menunjukkan bentuk otot polos yang mengembang dibagian tengahnya, dan terdapat
satu initi pada setiap sel, dan letaknya ditengah. Meskipun gambar pada hasil
pengamatan kurang jelas tapi pada saat kami melihat di bawah mikroskop hal
tersebut terlihat jelas. Setiap ketidaksesuaian gambar pada hasil pengamatan
sebenarnya adalah keterbatasan kami dalam memindahkan gambar yang kami lihat
dibawah mikroskop.
Pada praktikum kali ini, kami mengamati
struktur anatomi batang, daun, dan akar dari tumbuhan dikotil maupun monokotil.
Tumbuhan monokotil yang kami gunakan adalah jagung (Zea mays), sedangkan
tumbuhan dikotil yang kami gunakan bervariasi yaitu Arachis hypogea, Ficus
elastica, dan bayam.
Pertama pengamatan terhadap struktur anatomi
batang. Ada dua jenis batang yang diamati yaitu batang dikotil (Ficus
elastica) dan batang monokotil (Zea mays). Hasil pengamatan
menunjukkan batang Ficus elastica terdiri dari jaringan epidermis,
jaringan korteks, dan jaringan endodermis. Jaringan epidermis pada batang Ficus
elastica yang diamati tersusun atas sel-sel yang bentuknya sama, teratur,
rapat hingga tidak ada ruang antar sel, dan hanya selapis. Kemudian, jaringan
korteks yang teramati tersusun atas sel-sel yang bentuknya tidak teratur, agak
rapat namun terdapat ruang antar selnya. Dari yang terlihat, korteks hanya
terdapat satu lapis. Dan yang terakhir adalah jaringan endodermis, jaringan ini
hanya tersusun selapis sel yang tipis bahkan hampir tidak terlihat. Pada
kenyataanya batang dikotil terdidri atas epidermis, korteks, endodermis dan
stele. Namun pada praktikum yang kami lakukan tidak nampak adanya stele, hal ini dimungkinkan kurangnya
perbesaran yang digunakan.
Batang lain yang diamati adalah batang jagung
yang merupakan batang monokotil. Struktur anatomi yang teramati meliputi
epidrmis, korteks, dan berkas pengangkut.jaringan epidermis yang teramati
sangat tipis dan tersusun dari selapis sel yang rapat. Jaringan setelah
epidermis adalah korteks yang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak
teratur. Kemudian terdapat berkas pengangkut yang tersebar dan tidak ada batas
atau pemisah antara xilem dan floem.
Kedua pengamatan terhadap stuktur anatomi
akar. Preparat yang kami amati adalah preparat melintang akar Arachis
hypogea sebagai akar dikotil dan akar jagung sebagai akar monokotil. Hasil
pengamatan menunujukkan struktur anatomi akar Arachis hypogea meliputi
epidermis, korteks, floem, xilem, dan kambium. Epidermis tersusun oleh sel-sel
yang bentuknya teratur, rapat hingga tidak ada ruang antar sel. Jaringan
selanjutnya adalah korteks, yang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak
teratur hingga terdapat banyak ruang antar sel. Semakin kedalam terdapat berkas
pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Namun, xilem dan floem dibatasi
oleh kambium. Jadi, xilem adalah berkas pengangkut yang terletak di dalam
sedangkan floem terletak di luar. Kambium adalah jaringan meristem sekunder
yang dapat membelah diri.
Untuk pengamatan struktur akar monokotil, kami
mengguinakan akar jagung. Hasil pengamatan menunjukkan struktur anatomi yang
teramati meliputi epidermis, dan berkas pengankut. Jaringan epidermis yang
termati tersusun oleh selapis sel yang rapat hingga tidak ada ruang antar sel.
Kemudian berkas pengangkut yang teramati menunjukkan antara xilem dan floem
tidak ada batasnya sehingga keduanya tidak dapat dibedakan. Namun, sebenarnya
ketika kami melihat preparat tersebut dibawah mikroskop kami melihat adanya
korteks namun pada lembar hasil pengamatan kami tidak menuliskannya. Korteks
terletak setelah epidermis. Bentuk sel penyusun korteks tidak teratur.
Ketiga adalah pengamatan terhadap struktur
anatomi daun. Preparat yang kita amati adalah preparat melintang daun bayam
sebagai daun dikotil dan daun jagung sebagai daun monokotil. Hasil pengamatan
menunujukkan struktur anatomi daun bayam tesusun atas epidermis, jaringan
palisade, jaringan bunga karang, berkas pengangkut, epidermis bawah. Epidermis atas tersusun oleh selapis sel yang bentuknya teratur dan rapat. Jaringan
palisade berbentuk panjang dan tersusun seperti pagar, rapat, dan teratur.
Jaringan bunga karang atau jaringan spons bentuk selnya tidak teratur, dan
terdapat banyak ruang antar sel. Berkas pengankut terdiri dari xilem dan floem.
Kemudian epidermis bawah yang tersusun oleh selapis sel berbentuk teratur dan
rapat. Pada hasil pengamatan kami tidak terdapat stomata, yang harusnya pada
setiap daun pasti memilki stomata. Ketidakadaan stomata ini kemungkinan karena
bagian yang kami amati adalah bagian yang tidak memilki stomata, atau karna
kami kurang teliti dalam melihat bagian-bagian daun.
Daun monokotil yang kami gunakan adalah daun
jagung. Hasil pengamatan menunjukkan struktur anatomi daun jagung adalah
epidermis, korteks, jaringan pengangkut, xilem, floem,spons, dan stomata.
Epidermis ada epidermis atas dan epidermis bawah, bedanya pada epidermis bawah
terdapat stomata yang merupakan tempat keluar masuknya udara. Kemudian jaringan
pengankut yang terdiri dari xilem dan floem. Bedanya dengan daun dikotil, pada
daun monokotil xilem dikelilingi oleh floem. Jaringan spons adalh jaringan yang
tersusun oleh sel-sel tidak beraturan dan terdapat ruang antarsel.
Hasil pengamatan menunjukkan jaringan penyusun
pada hewan dan tumbuhan bermacam, hal ini disebabkan setiap jaringan memiliki
fungsi masing-masing. Dan perlu diingat bahwa jaringan adalah kumpulan sel yang
sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Artinya antara jaringan
yang satu dengan yang lain sel-sel penyusun dan fungsinya berbeda. Susunan dan
fungsi sel penyusun jaringan tergantung pada letak dan fungsi jaringan
tersebut.
VII.
KESIMPULAN
:
1.
Jaringan penyusun pada hewan dibedakan menjadi
empat kelompok
1)
jaringan epitel, jaringan yang susunanannya
rapat sehingga tidak aada ruang antar sel.
2)
Jaringan ikat, yaitu jaringan yang letak
selnya berjauhan. berdasarkan strukturnya jaringan ikat dibagi menjadi jaringan
ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan
darah.
3)
jaringan otot, yaitu jaringan yang selnya
memanjang dan berbentuk serabut. ada tiga macam otot yaitu otot polos, otot
jantung, dan otot lurik.
4)
jaringan saraf, yaitu jaringan yang terdiri
atas neuron dan neuroglia.
2. Jaringan penyusun pada tumbuhan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi
jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan
jaringan sekretori. tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu dikotil dan monokotil.
struktur jaringan pada organ tumbuhan dikotil berbeda dangan organ tumbuhan
monokotil. jaringan penyusun organ akar dikotil dan monokotil sama yaitu
epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. namun perbedaannya
terletak pada ada tidaknya kambium. pada akar dikotil terdapat kambium yang
memisahkan xilem dan floem, namun pada akar monokotil tidak terdapat kambium.
jaringan penyusun daun dikotil adalah jaringan epidermis atas, epidermis bawah
yang dilengkapi stomata, jaringan kbunga palisade, jaringan karang dan jaringan
pengangkut. pembeda jaringan daun dikotil dan monokotil ada pada bentuk sel
mesofilnya. sel mesofil pada tumbuhan dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan
palisade dan jaringan spons, namun pada daun monokotil sel mesofil tidak
berdiferensiasi melainkan berbentuk seragam. jaringan penyusun batang dikotil
meliputi epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. begitu pula
jaringan batang monokotil tersusun atas epidermis, korteks, dan berkas
pengangkut. perbedaan batang dikotil dan batang monokotil terletak pada ada
tidaknya kambium. pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh
kambium sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak dibatasi kambium.
s
DAFTAR PUSTAKA
Lelono, A. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum(Fisika
dan Kimia).Jember: Universitas Jember
Waluyo, J. 2006. Biologi Dasar. Jember:
Universitas Jember
Waluyo, J. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.
Jember: Universitas Jember
Fried, G., Hademenos, G. J. 2006. Biologi (edisi
kedua).Jakarta: Erlangga
Winatasasmita,D. 1986. Buku Materi Pokok Fisiologim
Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud
Waluyo, J., Wahyuni, D., Asyiah, I.N. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, J., Wahyuni, D., Asyiah, I.N. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
LAMPIRAN
1. Batang Ficus elastica
Sumber : arif-nma.com
2.
Otot Jantung
Sumber : abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
3.
Jaringan ikat padat teratur
Sumber : biologisma.com
4.
Preparat
melintang daun bayam
5.
Akar dikotil (Arachis hipogea)
Sumber: xbiologi.blogspot.com
6.
Otot rangka/lurik
Sumber: abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
7.
Daun Jagung ( Zea mays)
Sumber: yoyokwardoyo.blogspot.com
8.
Jaringan ikat padat tidak teratur
Sumber: biologisma.com
9.
Jaringan batang jagung
Sumber: genuardis.net
10.
Otot polos
Sumber: abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
11.
Jaringan ikat kendur
Sumber: biologisma.com
12.
Akar jagung
Sumber: ajarfikri.wordpress.com