Selasa, 16 April 2013

laporan biologi mempelajari jaringan pada hewan dan tumbuhan


LAPORAN BIOLOGI
ACARA 2
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN 

Nama: Yuli Nur Aziah
NIM: 120210101077



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2012/2013
       I.            JUDUL : MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

    II.            TUJUAN :
1.      Mengetahui jaringan penyusun pada hewan
2.      mengetahui jaringan penyusun pada tumbuhan

 III.            DASAR TEORI :
“Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.”(Waluyo,1993:17)
“Namun demikian ada pula sekelompok sel tumbuhan yang secara kesatuan membentuk seperti jaringan akan tetapi sebenarnya bukan jaringan tetapi koloni sel misalnya Volvox sp.”(Lelono,2002:11)

A.    Jaringan pada hewan
Ditinjau dari susunan kimianya jaringan tubuh manusia terdiri atas air 65-70%, protein 10%, lipid 10-15%, karbohidrat 10%, dan zat organik 5 %. Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germlayers) berdiferensiasi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan tubuh dikelompokkan menjadi empat jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jeringan otot, dan jaringan saraf.(Waluyo,2006:35)
1.      Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah selapis atau beberapa lapis sel yang membatasi permukaan tubuh, saluran dan rongga tubuh. Mereka juga membentuk kelenjar dengan cara invaginasi(eksorin) atau setelah terbentuk kelenjar lalu hubungan dengann permukaan terputus(endokrin). Kelenjar merupakan devirat epitel dan sel-selnya mengeluarkan substansi spesifik.(Lelono,2002:17)
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung dalam tubuh. Secara embriologi, Jaringan ini berasal dari  lapisan ektoderm, mesoderm, atau endoderm. Dibagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada bagian dalam tubuh jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dengan lingkungannya, baik disebelah luar maupun disebelah dalam seperti diding usus, pembuluh darah... Melihat strukturnya, biasanya jaringan epitel membentuk suatu lapisan dengan sel-sel yang rapat dengan zat antarsel yang sedikit. Sel-sel epitel biasanya melekat pada membran basal, yaitu suatu lapisan yang memisahkan dengan jaringan di bawahnya.(Waluyo,2006:35)
Macam-macam jaringan epitel
a.       Epitel selapis
Epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yakni sebagai berikut: (Waluyo,2006:38)
1)      Epitel selapis gepeng(epitel skuamosa); terdapat pada pembuluh darah, selaput rongga tubuh, alveolus,dinding luar kapsula bowman dalam ginjal, dan selaput gendang telinga
2)      Epitel selapis kubus; terdapat pada daerah yang terjadi transport ion seperti pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, dan beberapa saluran kelenjar.
3)      Epitel selapis silindris; terdapat pada saluran kelenjar, kandung empedu, dan duktus papilaris.
4)      Epitel selapis silindris bersilia; silia merupakan juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen dan silia hanya dapat bergerak ke satu arah. Epitel ini melapisi tuba uterina dan ssaluran pernafasan.
b.      Epitel berlapis
1)      Epitel berlapis gepeng; bentuk gepeng hanya pada lapisan permukaannya, sedangkan paling basal berbentuk kubus atau silindris, dan diatas kubus berbentuk polyhedral yang makin ke atas makin pipih.
2)      Epitel berlapis kubus; tidak banyak ditemukan dalam tubuh, misalnya pada dinding anthrum folliculi ovarii.
3)      Epitel silindris bertingkat; banyak ditemukan pada sistem reproduksi pria yaitulumen epididimis, vas diferens, kelenjar postrat.
c.       Epitel transisional;bentuk sel-sel perantaraepitel gepeng dan epitel kubus. Bentuk sl lonjong atau kubus menggepeng, terdiri atas beberapa lapis sel saja.
d.      Epitel kelenjar
2.      Jaringan ikat
Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari lapisasn mesoderm. Perbedaan jaringan epitel dengan jaringan ikat adalah sel-selnya lebih berjauhan dan substansi antar selnya banyak. Macam-macam jaringan ikat adalah jaringan ikat padat, jaringan ikat longgar, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah. Jaringan ikat padat mempunyai matriks yang mengandung serabut kolagen dan mempunyai banyak serat-serat tiap unit volumenya. Ditemukan pada dermis, tunica submucosa saluran pencernaan. Pada jaringan ikat longgar, substansi antar selnya bersifat semi-olid yang dipisahkan oleh serat-serat kolagen dan elastin. Ditemukan di bawah kulit, saluran pencernaan, penyokong sel sekresi kelenjar. Jaringan elastis dapat ditemukan pada organ yang dapat berubah bentuk seperti pembuluh darah. Tulang merupakan jaringan yang sangat keras karena zat antar selnya mengandung kalsium fosfat. Didalam matriks terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh daraah. Sel tulang terletak dalam ruang yang disebut kanalikuli. Satu osteon terdiri atas sejumlah lamela konsentris yang mengelilingi kanalis haversi.pada darah terdapat zat antar sel yang disebut plasma darah. Ada tiga macam sel darah yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.(Waluyo,2006:43)
3.      Jaringan otot
Jaringan otot sebagian besar sel-selnya berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Pada mamalia terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot polos, otot jantung. (Waluyo,2006:53)
Otot rangka(otot lurik) merupakan otot sadar artinya bekerja menurut kemauan. Mempunyai inti banyak (multinukleat) dan mempunyai lurik yang arahnya longitudinal dan melintang. Otot lurik melekat pada rangka dan membantu gerakan rangka dan tubuh. Jumlahnya kira-kira 40% dari seluruh berat tubuh. Secara anatomi sebuah otot dibangun oleh sejumlah besar serabutotot. Tiap serabut otot merupakan unit dasar dari otot yang bentuknya silindris dengan panjang beberapa sentimeter.Panjang serabut oto tentu saja berbeda-beda. Tiap serabut otot disatukan satu sama lain dengan jaringan ikat. Di antara serabut-serabut otot terdapat  banyak pembuluh darah. Pada serabut otot terdapat pula ujung-ujung saraf motorik(eferen). Struktur serabut otot dapat dilihat langsung dengan mikroskop fase kontras atau dengan mikroskop biasa setelah dibuat preparat berwarna. Tiap serabut otot merupakan sel dengan banyak inti(multinukleat) yang terdiri dari bahan setengah cair sarkoplasma yang berisi sejumlah serabut yang sangat halus yang disebut miofibril yang diameternya antara 10 sampai 100 mikron. Selaput yang membungkus sebuah serabut otot (sel otot) disebut sarkolema, dibawah sarkolema terdapat sejumlah inti yang tersebar pada serabut otot. Miofibril merupakan elemen yang kontraktil, letaknya memanjang sepanjang serabut otot... Miofibril meruakan unit yang kontraktil yaitu mampu berkontraksi dan relaksasi. (Winatasasmita,1986:144)
“otot polos terdiri atas sel panjang, dan tidak bergaris melintang atau tidak bercorak atau involunter... Sel otot polos berbentuk  fusiform (gelendong) yaitu bagian sel bagian tengah lebar dan meruncing pada kedua ujungnya.” (Waluyo,2006:57)
“otot polos terdapat pada visera, terutama pada dinding visera berongga(kecuali jantung), dindind saluran(aluran darah, saluran kelenjar, dll), kulit, iris, dan ligamentum latum uteri.”(Waluyo,2006:60)
Sel otot jantung kurang lebih pararel  satu dengan yang lainnya. Satu ciri yang dapat membedakan dan unik dari otot jantung adalah adanya garis gelap-gelap melintang  yang melintasi rantai sel-sel jantung dengan interval yang tidak teratur. Letak otot jantung hanya di jantung.
No.
Perbedaan
Otot rangka
Otot polos
Otot juntung
A.
Potongan membujur
1.     Bentuk
Silinder panjang
Gelondong kecil, sel fusiform
Sel memanjang yang bercabang dan berkesinambungan
2.     Ukuran
Sangat panjang dan uniform
Kecil dan bervariasi
Panjang tidak bervariasi
3.    Gurat atau garis
Sangat jelas
Tidak ada
Ada
4.    Inti
Banyak gepeng dekat membran sel
Tunggal ditengah, lonjong
Satu atau lebih ditengah
5.    Disku interkalaris
Tidak ada
Tidak ada
Ada
B.
Potongan melintang
Bulatan seragam, inti banyak ditepi
Berbagai ukuran, inti di tengah
Bulatan hampir seragam, inti di tengah
C.
Terhadap rangsangan
Cepat
Lambat
Lambat
D.
Gerakan
Sadar
Tidak sadar
Tidak sadar
E.
Serabut kontraktil
Heterogen
Homogen
Heterogen
F.
Saraf yang mengontrol
Non otonom
Saraf otonom
Otonom (otomatis)
G.
Timbul lelah
Ya
Tidak
Tidak
H.
Letak
Pada tulang
Visceral kecuali jantung
Pada jantung
(Waluyo,2006:63)
“Jaringan saraf berfungsi untuk melakukan koordinasi dari tubuh karena kemampuannya mengantar impulssaraf yang berasal dari rangsangan... Secara struktural jaringan saraf terdiri atas dua golongan yaitu sel saraf atau neuron dan sel glia atau neuroglia.”(Waluyo,2006:64)
                                                           
B.     Jaringan pada tumbuhan
Salah satu metode klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi, membagi seluruh jaringan tumbuhan menjadi jaringan meristematik dan jaringan permanen(terdiferensiasi). Jaringan meeristematik yang ditemukan pada ujung-ujung akar dan batang yang sedang tumbuh serta daerah-daerah tepi batang, cenderung memiliki sel-sel yang tidak terdiferensiasi, kecil, mampat, dan memiliki sitoplasma yang aktif secara metabolisme. Floem berfungsi dalam transportasi karbohidrat, asam amino, oligopeptida(yaitu peptida yang memilki kurang dari 10 asam amino; oligo berarti sedikit), dan beberapa jenis lipid. Tidak seperti xilem, floem tetap berada dalam keadaan hidup saat menjalankan fungsi transportasinya, walaupun sebagian jenis selnya kehilangan nukleusnya.(Fried dan Hademenos,2006:41)
Adapun jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong-golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena sifatnya ini jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain itu jaringan meristem, pada tumbumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya.(Waluyo et al,2013:7)
“jaringan meristem terdapat pada ujung akar, ujung batang, dan kambium...  Membran selnya tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur antara segiempat dan kubus. Sedangkan ruaang antar sel masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil.”(Waluyo,2006:71)
Jaringan kambium yang terletak diantara berkas pengankut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder.sel kambium membelah ke arah dalam membentuk xilem sekunder sedangkan ke arah luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya, batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder hingga tidak mengalami pertumbuhan skunder. Akibatnya, batang tumbuhan monokotil tidak dapat bertambah besar. (Waluyo,2006:74)
Berdasrkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu macam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel(misalnya jaringan pelindung dan jaringan pengangkut). Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori. (Waluyo et al,2013:7)
Jaringan parenkim disebut pula jaringan dasar. Jaringan parenkim terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya. Menurut bentuknya jaringan parenkim dibagi menjadi parenkim palisade, parenkim bunga karang, parenkim bintang, dan parenkim lipatan. Sel parenkim palisade berbentuk panjang, tegak dan mengandung banyak kloroplas. Bentuk sel jaringan bunga karang tidak teratur dan ruang antar selnya relatif besar.parenkim bintang bentuk sel penyusunnya seperti bintang. Diding sel parenkim lipatan mengadakan lipatan kearah dalam serta banyak mengandung kloroplas.(waluyo,2006:76)
Jaringan pelindung terdiri atas jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun.epidermis biasanya hanya terdiri atas selaput sel yang pipih dan rapat... Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina... Pada tumbuhan berkayu yang telah tua sel epidermis batang berganti membentuk jaringan gabus... Jaringan gabus merupakan jaringan yang mati dan berfungsi sebagai pelindung untuk keluar masuknya air. Jaringan gabus terdapat pada bagian yang luka. (waluyo,2006:77)
Ada dua macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu kolenkim dan sklerenkim. Sklerenkim berbeda dari kolenkim, karena sklerenkim tidak mengandung protoplasma dan dindingnya mengalami pengerasan, sedangkan kolenkim mengandung protoplasma dan dindingnya mengeras. (Waluyo,2006:79)
“jaringan pengangkut terdiri dari xilem yang merupakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik.” (waluyo,2006: )
Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas  jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun; jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel-sel lain yang merupakan devirat dari jaringan epidermis. Daging daun terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan berkas pengangkut.  Jaringan kolenkim mempunyai dua bentuk yaitu jaringan palisade dan jaringan spons. (waluyo et al,2013:7)
Secara anatomi, batang tumbuhan terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian dalam dan jaringan berkas pengangkut. Selain itu terdapat jaringan penguat yang letaknya bervariasi menurut jenis tumbuhannya. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. (waluyo,2006:7)

 IV.            METODOLOGI PENELITIAN :
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mikroskop
2.      Bahan
a.       Preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan)
1)      Otot polos
2)      Otot jantung
3)      Otot luri
4)      Jaringan ikat padat teratur
5)      Jaringan ikat padat tidak teratur
6)      jaringan ikat kendur
b.      Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringan tumbuhan)
1)      Batang Ficus elastica
2)      Batang jagung
3)      Daun bayam
4)      Daun jagung
5)      Akar Arachis hypogea
6)      Akar jagung

B.     Cara Kerja
1.      Pengamatan Jaringan Hewan
a. Preparat diamati di bawah mikroskop

b. Bagian preparat yang terlihat digambar dan diberi keterangan

c. Struktur/bentuk sel diamati



2.     
a. Preparat penampang melintang bahan (akar, batang, dan daun) diletakkan di bawah mikroskop

Preparat diamati di bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
diletakkan di bawah mikroskop

bagian yang terlihat digambar dan diberi keterangan
diletakkan di bawah mikroskop

Pengamatan Jaringan Tumbuhan





    V.            HASIL PENGAMATAN :
No.
Gambar
Keterangan
1
Batang Ficus elastica
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Endodermis

Zoom : 40 x
2
Otot jantung
1.      Inti sel
2.      Sitoplasma
3.      Membran sel

Zoom : 400 x
3
Jaringan ikat padat teratur
1.      Ruang antar sel
2.      Inti sel
3.      Membran sel

Zoom: 400x
4
Preparat melintang daun bayam
1.      Epidermis
2.      Jaringan palisade
3.      Jaringan bunga karang
4.      Berkas  pengangkut
5.      Epidermis bawah

Zoom: 400 x
5
Akar dikotil ( Arachis hypogea )
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Floem
4.      Xilem
5.      Kambium

Zoom: 40 x
6
Otot rangka
Zoom : 40 x
7
Daun jagung (Zea mays)
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Jaringan pengangkut
4.      Xilem
5.      Floem
6.      Spons
7.      Stomata

Zoom: 40x
8
Jaringan ikat padat tidak teratur
Zoom: 40 x
9
Jaringan batang jagung
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Berkas pengangkut
Zoom: 100x
10
Otot polos
Zoom : 100 x
11
Jaringan ikat kendur
1.      Kalogen
2.      Fibrosa

Zoom: 100 x
12
Akar jagung
1.      Epidermis
2.      Berkas pengangkut

Zoom: 100x

 VI.            PEMBAHASAN :
Jaringan hewan berbeda dengan jaringan tumbuhan. Meskipun jaringan tersebut memiliki sedikit persamaaan namun keduanya tetap berbeda. Pada hewan terdapat jaringan yang berfungsi untuk menjaga jaringan-jaringan lain yang ada di dalamnya, jaringan tersebut disebut jaringan epitel. Begitu pun pada tumbuhan terdapat jaringan yang berfungsi melindungi jaringan lain yang ada di dalamnya yaitu jaringan epidermis. Jaringan epitel dan jaringan epidermis tentu berbeda walaupun fungsinya sama. Perbedaan terletak pada sel-sel penyusunya, jaringan epidermis biasanya hanya tersusun atas selput sel yang pipih dan rapat serta dapat mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada somata, dan spina. Sedangkan jaringan epitel memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda tergantung fungsi dan letaknya.
perbedaan utama dari jaringan hewan dan tumbuhan adalah sel-sel penyusun jaringan hewan dan tumbuhan. sel tumbuhan dan sel hewan memiliki perbedaan, sehingga jaringan yang disusun oleh sekelompok sel pun memilki perbedaan.
Jaringan penyusun hewan dibedakan menjadi empat kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel susunan selnya rapat sehingga tidak ada ruang antar sel. Berdasarkan bentuknya jaringan epitel dibagi menjadi jaringan epitel pipih selapis, epitel kubus selapis,epitel silindris selapis, epitel selapis silindris bersilia, epitel pipih berlapis, epitel kubus berlapis, epitel silindris bertingkat, epitel transisional, epitel kelenjar. Jaringan ikat  adalah jaringan yang letak sel nya berjauhan. Berdasarkan strukturnya, jaringan ikat dibagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, darah. Jaringan otot adalah jaringan yang bentuk sel penyusunya memanjang berbentuk serabut. Ada tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot luri, dan otot jantung. Jaringan saraf adalah jaringan yang terdiri dari neuron dan neuroglia.
Pada praktikum kali ini kami mengamati beberapa preparat awetan jaringan ikat, jaringan otot, penampang melintang akar, batang, dan daun. Jaringan ikat yang diamati ada tiga macam yaitu jaringan ikat padat teratur, jaringan ikat padat tidak teratur, dan jaringann ikat kendur.jaringan otot yang diamati juga ada tiga yaitu jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Untuk pengamatan terhadap jaringan tumbuhankami menggunakan preperat melintang dari batang Ficus elastica sebagai batang dikotil, batang jagung sebagai batang monokotil, daun bayam sebagai daun dikotil, daun jagung sebagai daun monokotil, akar Arachis hypogea sebagai akar dikotil, dan akar jagung sebagai akar monokotil.
Preparat jaringan ikat yang kami amati terdiri dari jaringan ikat padat teratur, jaringan ikat padat tidak teratur, dan jaringan ikat longgar. Hasil pengamatan menunjukkan letak sel pada jaringan ikat padat berjauhan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya ruang antar sel pada jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur. Berdasarkan hasil pengamatan, perbedaan jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur terletak pada letak komponen selnya. Jaringan ikat padat teratur memiliki sel yang letaknya teratur dan padat meskipun ada ruang antar sel. Jaringan ikat padat tidak teratur memilki sel yang letaknya tidak beraturan. Namun, berbeda dengan jaringan ikat longgar (kendur), letak sel-selnya sangat berjauhan dan dipisahkan oleh serat-serat. Pada hasil pengamatan ditunjukkan adanya kolagen dan fibrosa pada jaringan ikat kendur.
Hasil pengamatan menunjukkan otot jantung bentuknya memanjang, bercabang tapi berkesinambungan, bergaris-garis, inti selnya satu atau lebih dan letaknya ditengah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah disampaikann pada dasar teori. Preparat yang otot jantung yang kami amati telah diberi warna merah dan ketika diamati dibawah mikroskop terlihat warna merah, putih, dan bintik hitam. Warna merah adalah sitoplasma yang terlihat tidak polos melainkan terdapat garis-garis, ini menunjukkan jaringan otot jantung yang bergaris-garis. Warna putih menunjukkan ruang antar sel sekaligus sebagai bukti bahwa otot jantung bercabang. Artinya, warna putih tersebut merupakan ruang antar sel yang terbentuk akibat percabangan otot jangtung. Bintik hitam yang terlihat pada setiap sekat tidak pasti, terkadang 1 atau bahkan lebih, namun letak bintiknya selalu ditengah. Bintik hitam tersebut menunjukkan nukleus.
Preparat awetan otot lurik yang kami gunakan telah diberi warna merah. Sehingga ketika diamati dibawah mikroskop, yang terlihat adalah warna merah, putih, dan bintik hitam. Meskipun warana yang didapat sama dengan pengamata otot jantung tapi struktur dan bentuknya berbeda. Pada otot lurik warna merah yang terlihat sangat panjang, bergaris-garis. Warna merah tersebut sebenarnya adalah sitoplasma. Warna putih yang terlihat merupakan jarak antara daerah berwarna merah yang satu dengan yang lain. Namun beda dengan warna putih pada otot jantung, pada otot lurik tidak ada tanda-tanda percabangan warna merah. Bintik hitam yang terlihat sangat banyak dan tersebar dibagian tepi. Hal tersebut menunjukan bahwa  otot lurik adalah otot yang panjang, bergaris-garis (lurik), tidak bercabang, dan berinti banyak di tepi.
Preparat otot polos yang kami amati menunjukkan bentuk otot polos yang mengembang dibagian tengahnya, dan terdapat satu initi pada setiap sel, dan letaknya ditengah. Meskipun gambar pada hasil pengamatan kurang jelas tapi pada saat kami melihat di bawah mikroskop hal tersebut terlihat jelas. Setiap ketidaksesuaian gambar pada hasil pengamatan sebenarnya adalah keterbatasan kami dalam memindahkan gambar yang kami lihat dibawah mikroskop.
Pada praktikum kali ini, kami mengamati struktur anatomi batang, daun, dan akar dari tumbuhan dikotil maupun monokotil. Tumbuhan monokotil yang kami gunakan adalah jagung (Zea mays), sedangkan tumbuhan dikotil yang kami gunakan bervariasi yaitu Arachis hypogea, Ficus elastica, dan bayam.
Pertama pengamatan terhadap struktur anatomi batang. Ada dua jenis batang yang diamati yaitu batang dikotil (Ficus elastica) dan batang monokotil (Zea mays). Hasil pengamatan menunjukkan batang Ficus elastica terdiri dari jaringan epidermis, jaringan korteks, dan jaringan endodermis. Jaringan epidermis pada batang Ficus elastica yang diamati tersusun atas sel-sel yang bentuknya sama, teratur, rapat hingga tidak ada ruang antar sel, dan hanya selapis. Kemudian, jaringan korteks yang teramati tersusun atas sel-sel yang bentuknya tidak teratur, agak rapat namun terdapat ruang antar selnya. Dari yang terlihat, korteks hanya terdapat satu lapis. Dan yang terakhir adalah jaringan endodermis, jaringan ini hanya tersusun selapis sel yang tipis bahkan hampir tidak terlihat. Pada kenyataanya batang dikotil terdidri atas epidermis, korteks, endodermis dan stele. Namun pada praktikum yang kami lakukan tidak nampak adanya  stele, hal ini dimungkinkan kurangnya perbesaran yang digunakan.
Batang lain yang diamati adalah batang jagung yang merupakan batang monokotil. Struktur anatomi yang teramati meliputi epidrmis, korteks, dan berkas pengangkut.jaringan epidermis yang teramati sangat tipis dan tersusun dari selapis sel yang rapat. Jaringan setelah epidermis adalah korteks yang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur. Kemudian terdapat berkas pengangkut yang tersebar dan tidak ada batas atau pemisah antara xilem dan floem.
Kedua pengamatan terhadap stuktur anatomi akar. Preparat yang kami amati adalah preparat melintang akar Arachis hypogea sebagai akar dikotil dan akar jagung sebagai akar monokotil. Hasil pengamatan menunujukkan struktur anatomi akar Arachis hypogea meliputi epidermis, korteks, floem, xilem, dan kambium. Epidermis tersusun oleh sel-sel yang bentuknya teratur, rapat hingga tidak ada ruang antar sel. Jaringan selanjutnya adalah korteks, yang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur hingga terdapat banyak ruang antar sel. Semakin kedalam terdapat berkas pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Namun, xilem dan floem dibatasi oleh kambium. Jadi, xilem adalah berkas pengangkut yang terletak di dalam sedangkan floem terletak di luar. Kambium adalah jaringan meristem sekunder yang dapat membelah diri.
Untuk pengamatan struktur akar monokotil, kami mengguinakan akar jagung. Hasil pengamatan menunjukkan struktur anatomi yang teramati meliputi epidermis, dan berkas pengankut. Jaringan epidermis yang termati tersusun oleh selapis sel yang rapat hingga tidak ada ruang antar sel. Kemudian berkas pengangkut yang teramati menunjukkan antara xilem dan floem tidak ada batasnya sehingga keduanya tidak dapat dibedakan. Namun, sebenarnya ketika kami melihat preparat tersebut dibawah mikroskop kami melihat adanya korteks namun pada lembar hasil pengamatan kami tidak menuliskannya. Korteks terletak setelah epidermis. Bentuk sel penyusun korteks tidak teratur.
Ketiga adalah pengamatan terhadap struktur anatomi daun. Preparat yang kita amati adalah preparat melintang daun bayam sebagai daun dikotil dan daun jagung sebagai daun monokotil. Hasil pengamatan menunujukkan struktur anatomi daun bayam tesusun atas epidermis, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas pengangkut, epidermis bawah. Epidermis atas tersusun oleh selapis sel yang bentuknya teratur dan rapat. Jaringan palisade berbentuk panjang dan tersusun seperti pagar, rapat, dan teratur. Jaringan bunga karang atau jaringan spons bentuk selnya tidak teratur, dan terdapat banyak ruang antar sel. Berkas pengankut terdiri dari xilem dan floem. Kemudian epidermis bawah yang tersusun oleh selapis sel berbentuk teratur dan rapat. Pada hasil pengamatan kami tidak terdapat stomata, yang harusnya pada setiap daun pasti memilki stomata. Ketidakadaan stomata ini kemungkinan karena bagian yang kami amati adalah bagian yang tidak memilki stomata, atau karna kami kurang teliti dalam melihat bagian-bagian daun.
Daun monokotil yang kami gunakan adalah daun jagung. Hasil pengamatan menunjukkan struktur anatomi daun jagung adalah epidermis, korteks, jaringan pengangkut, xilem, floem,spons, dan stomata. Epidermis ada epidermis atas dan epidermis bawah, bedanya pada epidermis bawah terdapat stomata yang merupakan tempat keluar masuknya udara. Kemudian jaringan pengankut yang terdiri dari xilem dan floem. Bedanya dengan daun dikotil, pada daun monokotil xilem dikelilingi oleh floem. Jaringan spons adalh jaringan yang tersusun oleh sel-sel tidak beraturan dan terdapat ruang antarsel.

Hasil pengamatan menunjukkan jaringan penyusun pada hewan dan tumbuhan bermacam, hal ini disebabkan setiap jaringan memiliki fungsi masing-masing. Dan perlu diingat bahwa jaringan adalah kumpulan sel yang sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Artinya antara jaringan yang satu dengan yang lain sel-sel penyusun dan fungsinya berbeda. Susunan dan fungsi sel penyusun jaringan tergantung pada letak dan fungsi jaringan tersebut.

VII.            KESIMPULAN :
1.      Jaringan penyusun pada hewan dibedakan menjadi empat kelompok
1)      jaringan epitel, jaringan yang susunanannya rapat sehingga tidak aada ruang antar sel.
2)      Jaringan ikat, yaitu jaringan yang letak selnya berjauhan. berdasarkan strukturnya jaringan ikat dibagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah.
3)      jaringan otot, yaitu jaringan yang selnya memanjang dan berbentuk serabut. ada tiga macam otot yaitu otot polos, otot jantung, dan otot lurik.
4)      jaringan saraf, yaitu jaringan yang terdiri atas neuron dan neuroglia.

2.      Jaringan penyusun pada tumbuhan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori. tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu dikotil dan monokotil. struktur jaringan pada organ tumbuhan dikotil berbeda dangan organ tumbuhan monokotil. jaringan penyusun organ akar dikotil dan monokotil sama yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. namun perbedaannya terletak pada ada tidaknya kambium. pada akar dikotil terdapat kambium yang memisahkan xilem dan floem, namun pada akar monokotil tidak terdapat kambium. jaringan penyusun daun dikotil adalah jaringan epidermis atas, epidermis bawah yang dilengkapi stomata, jaringan kbunga palisade, jaringan karang dan jaringan pengangkut. pembeda jaringan daun dikotil dan monokotil ada pada bentuk sel mesofilnya. sel mesofil pada tumbuhan dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons, namun pada daun monokotil sel mesofil tidak berdiferensiasi melainkan berbentuk seragam. jaringan penyusun batang dikotil meliputi epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. begitu pula jaringan batang monokotil tersusun atas epidermis, korteks, dan berkas pengangkut. perbedaan batang dikotil dan batang monokotil terletak pada ada tidaknya kambium. pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak dibatasi kambium.


s


DAFTAR PUSTAKA
Lelono, A. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum(Fisika dan Kimia).Jember: Universitas Jember
Waluyo, J. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, J. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Universitas Jember
Fried, G., Hademenos, G. J. 2006. Biologi (edisi kedua).Jakarta: Erlangga
Winatasasmita,D. 1986. Buku Materi Pokok Fisiologim Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Universitas    Terbuka Depdikbud
Waluyo, J., Wahyuni, D., Asyiah, I.N. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember









LAMPIRAN


1.      Batang Ficus elastica
Sumber : arif-nma.com
2.      Otot Jantung
Sumber : abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
3.      Jaringan ikat padat teratur
Sumber : biologisma.com
4.      Preparat melintang daun bayam




5.      Akar dikotil (Arachis hipogea)
Sumber: xbiologi.blogspot.com
6.      Otot rangka/lurik
Sumber: abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
7.      Daun Jagung ( Zea mays)
Sumber: yoyokwardoyo.blogspot.com



8.      Jaringan ikat padat tidak teratur
Sumber: biologisma.com
9.      Jaringan batang jagung
Sumber: genuardis.net
10.  Otot polos
Sumber: abisjatuhbangunlagi.wordpress.com
11.  Jaringan ikat kendur
Sumber: biologisma.com
12.  Akar jagung